Bapak Aceng Juhara, S.Pd. Saat Menjadi Pembina Upacara (Ilustrasi) |
Memang, tugas seorang guru tidak ringan. Selain memiliki kewajiban dan tanggung jawab mengajar di kelas, guru dibebani berbagai macam tugas administrasi sekolah. Sehingga waktu luang guru bisa dikatakan tidak banyak. Hal ini sering menjadi resisten publikasi ilmiah guru. Meskipun demikian, persoalan tersebut sebenarnya bisa diatasi jika guru bisa mengorganisir waktu dengan baik. Sehingga punya waktu untuk menghasilkan karya tulis.
Publikasi ilmiah bagi guru tidak hanya sebatas jurnal penelitian dan buku, melainkan juga artikel ilmiah populer yang diterbitkan oleh media massa. Artikel jenis ini bisa dikatakan cukup ringan dalam segi penulisan, karena cukup dengan 2-3 lembar halaman saja. Tentu berbeda dengan jurnal ilmiah atau buku yang membutuhkan puluhan/ratusan halaman.
Di Indonesia sendiri ada berbagai media massa nasional, regional, dan lokal baik versi cetak maupun digital. Tentu, keberadaan media tersebut sedikit-banyak bisa membantu guru dalam hal publikasi artikel ilmiah.
Ada berbagai keuntungan bagi guru jika menulis artikel ilmiah populer di media massa. Pertama, tidak memerlukan tulisan yang panjang. Kedua, jumlah media tidak sedikit, sehingga banyak pilihan sarana publikasi. Ketiga, memperoleh keuntungan ganda, selain poin angka kredit, juga mendapatkan koin.
Adapun besaran angka kredit tidak sama. Menurut PermenPANRB Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, publikasi artikel ilmiah popular di media massa nasional nilainya sebesar 2, kemudian media regional sebesar 1,5 jika artikel guru dimuat.
Meskipun demikian, persoalan yang menjadi kendala dalam publikasi di media massa adalah tingginya persaingan diantara pengirim artikel. Karena setiap hari bisa mencapai puluhan pengirim yang masuk ke meja redaksi, sehingga pihak redaksi perlu melakukan seleksi artikel untuk diterbitkan. Sehingga tidak jarang tulisan yang dikirim tidak kunjung dimuat, alias ditolak.
Ada berbagai strategi agar karya tulis guru bisa diterbitkan di media massa, baik skala nasional maupun regional/lokal. Pertama, pemilihan topik artikel diharapkan up to date, artinya isu yang diangkat sedang hangat diperbincangkan. Terutama persoalan yang menyangkut khayalak umum dan menjadi perhatian masyarakat nasional. Kedua, relevansi topik artikel dengan bidang keahlian. Sehingga penulis bisa mengidentifikasi masalah dan memberikan opsi-opsi alternatif solusi sesuai dengan kapasitasnya, dalam hal ini berkaitan dengan bidang pendidikan. Ketiga, penggunaan bahasa penulisan. Diharapkan sesuai dengan standar Bahasa Indonesia baku dan sesuai EYD, dan dengan susunan kalimat yang ringkas, padat dan jelas. Sehingga bisa diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.
Secara teoritis terlihat sederhana, namun dalam prakteknya dibutuhkan usaha lebih. Perlu adanya latihan menulis secara berkesinambungan. Selain itu juga perlu upgrade ilmu pengetahuan untuk menunjang kapasitas sebagai pendidik. Dan yang tak kalah penting adalah perlu mengikuti isu perkembangan aktual yang tengah terjadi di masyarakat.
Sumbangan pemikiran guru akan sangat berarti bagi khalayak umum, jika mampu menghasilkan karya tulis yang inovatif, kreatif, dan orisinil. Tidak hanya mencerahkan para siswa di kelas, tapi juga masyarakat luas akan merasakan manfaatnya atas sumbangan gagasan seorang guru. Tetap semangat menghasilkan karya, wahai pahlawan tanpa tanda jasa.
0 comments:
Posting Komentar
Mulai 2 Juni 2022 komentator tidak diizinkan menggunakan Anonim, agar komentar Saudara dapat dipertanggungjawabkan.
Silahkan gunakan akun google Saudara untuk berkomentar di postingan ini.